Lihat, dia sudah keluar dari rumah, ayo lekas ikuti, bisik hatiku. Jangan! Tunggulah barang sebentar, biar jaraknya sedikit jauh. Bisa-bisa kamu kepergok nanti, bantah suara hatiku yang lain.
Sudah hapal aku kebiasaan perempuan yang satu ini. Kalau perempuan desa yang lain berangkat untuk mandi atau mencuci ke sungai di pagi hari. Namun perempuan ini justru baru memulai kegiatan tersebut di siang hari. Di kala sungai sudah sepi.
Tapi perbedaan sebenarnya bukanlah terletak di situ. Perbedaannya adalah jika para perempuan desa lain mandi dengan masih mengenakan kain melilit tubuh mereka, sedangkan perempuan ini mandi dengan hanya mengenakan kutang dan celana dalam. Sungguh mengguncang emosiku sebagai lelaki tulen. Semua ini kuketahui secara tak sengaja beberapa waktu lalu saat aku sedang memancing di sungai.
Aku terus membuntutinya dengan jarak yang cukup aman. Langkah perempuan ini begitu ringan. Bahkan daun kering yang terinjak pun tak pecah atau rusak karenanya. Jangan - jangan dia adalah bidadari yang di turunkan dari khayangan.
Sesekali perempuan ini menoleh ke belakang. Mungkin dia merasa diikuti. Aku mesti lebih waspada. Nanti setelah dia melewati warung kopi Mang Udin dan mulai memasuki hutan kecil di pinggir desa baru aku bisa lebih tenang. Karna ada banyak pohon tuk sembunyi.
Kalau saja perempuan ini tidak berpindah -pindah tempat mandinya, aku tentu tidak perlu serepot ini mengikuti. Tinggal kutunggu saja di jam tertentu dia mandi. Mungkin ini strateginya mencegah orang yang mengintip.
Sinar matahari yang menerobos melalui celah-celah daun di hutan kecil ini sesekali menimpa tubuhnya. Walau saat ini dia masih berpakaian lengkap. Kilatan - kilatan cahaya matahari itu membawaku pada imajinasi - imajinasi gila. Cukup ! Kamu cuma boleh mengintip, jangan lebih dari itu. Aku mengingatkan diri.
Suara gemuruh air mulai terdengar. Beberapa langkah lagi kami kan tiba di sungai. Aku masih mengatur jarak. Berjaga - jaga agar jangan sampai terlihat olehnya.
Kulihat dia mulai turun ke sungai. Meloncati beberapa batu kecil. Rupanya dia menuju batu besar itu. Mungkin ia hendak bersembunyi di baliknya. Tentu agak merepotkanku jika dia membuka baju di balik batu itu dan langsung terjun ke sungai, bisa buyar sudah hiburanku hari ini.
Kulihat dia mulai turun ke sungai. Meloncati beberapa batu kecil. Rupanya dia menuju batu besar itu. Mungkin ia hendak bersembunyi di baliknya. Tentu agak merepotkanku jika dia membuka baju di balik batu itu dan langsung terjun ke sungai, bisa buyar sudah hiburanku hari ini.
Tapi tidak ! Dia tidak menuju batu besar itu. Dia tidak melanjutkan langkahnya dan cuma berdiri di batu kecil. Kalau dia membukanya di sini oh betapa terang benderangnya. Sungguh anugerah terbesar bagi diriku.
Lihat dia mulai membuka ikatan rambutnya dan membiarkanya terurai hingga ke bahu.
Jantungku berdetak kencang.
Dari belakang tampak gerakan tangannya sedang membuka kancing bajunya satu per satu.
Ya, bajunya mulai terlepas. Oh, tapi apa itu ? kulitnya tentu tidak berwarna biru bukan ? Itu bukan kulit, itu seperti baju yang lengket ke badan.
Dan kini dia mulai membuka kain yang melilit bagian pinggul ke bawah. Sial, apa pula ini ? bukan kulit paha mulus yang tampak melainkan sebuah celana ketat yang panjang.
Sial benar - benar sial ! Sepertinya dia memakai baju untuk menyelam. Ya, itukan baju untuk menyelam. Memangnya mau menyelam dimana dia ? sial............
Tiba- tiba terdengar suara gemuruh tawa. Dan muncullah tubuh-tubuh dari balik bebatuan, bahkan pohon di belakangku. Semuanya perempuan.
Tawa itu kemudian berganti umpatan - umpatan pedas.
"Dasar muka mesum !"
"Anak kyai kok kelakuannya seperti itu," teriak yang lainnya.
"Dasar bejat !" teriak perempuan tua yang muncul dari balik pohon.
Diiringi suara makian aku lari tergopoh-gopoh menjauhi sungai. Benar - benar malu rasanya.
Nanti malam atau bahkan siang ini pula aku harus pergi dari kampung ini. Mungkin ke Jakarta.
Bukan untuk mencari kehidupan baru, tapi lari dari rasa malu.
M Dadan Suryana
48 komentar:
Cerpen yg sangat menarik. Aku sangat suka dg ending dan plotnya.
carpen yang menarik "lagi berduka"
Cerpen yang bagus memang mampu mengaduk-aduk emosi pembacanya. Dan cerpen di atas telah berhasil!
Salam sukses! Ijin follow bang...
Sempat penasaran td diawalnya,keren mas cerpennya..
Ceritanya menarik... membuat penasaran dan endingnya mantap..!
Buat teman - teman yang sudi mampir dan memberikan komen saya ucapkan terima kasih. Tapi saya mohon maaf kalau kemungkinan saya baru bisa berkunjung balik di akhir atau awal pekan.
Ini semua dikarnakan inet di rumah saya lemot. Kadang untuk satu komen butuh waktu berjam-jam. Atau bahkan seharian tidak bisa sama sekali.( untuk baca- baca blognya sih masih bisa walau bukanya juga lambat).
Jadi tiap akhir atau awal pekan saya ke warnet tuk kunjungan balasan.
Atas pengertian dan pemaklumannya saya ucapkan terima kasih.
qeqeqeqeqeeq... habis itu lgsg kapok yah. anyway salam kenal kawan
salam kenal ya..
bagus banget cerpennya..
sedikit membuat tersenyum, namun ceritanya mampu mengaduk-aduk emosi saya..
cerpennya bgus..
karakter cowok mang gitu pa ya??
untung ceweknya g seperi yg dibayang kan..ternyat pake bju penyelam bo..hehee
o..o..o... kamu ketahuan... (nyanyi lagunya MATA nih...)
Bagus benar cerpennya...alurnya ceritanya tersusun dgn rapi...
Segar.. Dapat semua feelnya
hwehehehe....keren sob...
hehehehe..makanya jangan grusa-grusu.siip bro.
Cerpennya sangat menarik, endingnya itu lho, tidak terduga sama sekali, masa gadis desa pake baju penyelam... Salut deh buat ide 'gilanya'.
Kita senasib nih. Internet sering lemot abis, nunggu chat box keluar aja sampe senewen. Tapi saya masih beruntung, suka kebagian sinyal wireless, seperti sekarang ini...
salam sobat
siip dan saluut banget dengan cerpennya sobat,,
iya benar tuh pergi ke Jakarta bukan untuk mencari kehidupan baru ,tapi lari dari rasa malu.
makanya jangan suka mengintip doong,,
hahaha... sukurin, makanya jangan suka ngintip..!
Bagus bngt Mas critanya, lucu , bermakna dan ada pelajaran juga disana
dasar cowok. hahaha.kena batunya dia.
Asik bacanya, kirain cerita misteri gituuu..
Ada siluman.. wakakkakakk!
Hei, nice story!!!
Lam kenal n follow, mampir nanti ya..;)
Satu lagiiiiii..........
Ketinggalan.
Dulu saya pake template ini, jadi nostalgia deh..
(emangnya laguuu..) xixiixix
*kabur*
akhirnya aku bisa kunjungan
dari kemarin blog ini nda bisa dibuka *sigh*
ceritanya bikin aku penasaran, dan lega ketika tau jawaban di akhir cerita...XD
ha..ha..ha.. ketipu gue.. he.he.. btw, nice idea nih.. siip!!
hayo ngintip..nanti bintitan loh. ceritanya lucu nih, mengecoh
dasar muka mesum
ntar bintitan lho
wk wk wk wk baca ceerpen ini membuat saya tersenyum kembali makasih sahabat
baru sekali mampir nih. dan keren cerpennya!! bakalan sering mampir nih. hehe.
sementara aq lagi terburu-buru jadi lum bisa baca sepenuhnya.....oh ya...aq punya award untuk km.....mohon di terima yah..makasih udah mau kenalan dan mampir ke tempatq...:)
Idenya keren, eksekusinya juga keren. Mantap sob....
ntu cerpen atau emang bener kisah nyata...?
rasa malu tetep akan mengejar meski lari kemanapun kan? :p
sip dah....
menginspirasi ceritanya....
nangis aku (lebay)
gak kok biaSA AJA.. hehehe
pertama kali mampir... salam kenal.. saya follow ya :)
kalo aja rasa malu bisa bikin mati.. mungkin si tokoh (dan saya) udah mati dari dulu hahahaha
hahaha.. makanya jangan suka ngintiipp!! :D
nice story mas.. :)
berkunjung kerumah sahabat
cuma satu kata: bagus!!
lam kenal ya
renyah ceritanya, bagus alurnya.. wish i could write like the way u are. suka susah cari ide :)
mampir terus yaah ^^
pengalaman pribadi ya.....
xixixixi... saya jadi ikut nahan nafas :D
Maaf neh gi terburu buru, mampir ajah ya...
selamat siang bang
dah mandi ke tepi sungai???
Tulisannya bagus
Balik lagi mau Foloow
wedew...
si masnya genit...
kalo lagi BAB mao diintipin juga mas
wakakaka....
kalo cowo lagi mandi diintipin ga nih
sante aja sob, kita untuk baca2 aja lho udah nggak apa, lemot memang kadang menjengkelkan kok
hehehe
ngmeng2, cerpen kamu keren tuh, aku ampek kebawa ke dalam..
Cerpennya lucu :P
capeknya gimana yach lari dari rasa malu,,, hehe
thanks gan artikelnya.
Posting Komentar